<p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Fenomena Doom Spending belakangan ini cukup banyak dibicarakan terkait dengan video viral di media sosial yang menyebutkan bahwa Doom Spending akan membuat Gen Z dan Milenial mudah terjerat kemiskinan. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan Doom Spending dan apa pengaruhnya untuk masyarakat?. Yuk disimak beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai Doom Spending.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">1.&nbsp;</span>Pengertian Doom Spending</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Doom Spending adalah ketika seseorang melakukan belanja tanpa berpikir panjang atau kegiatan menghamburkan atau mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu diinginkan.&nbsp;Fenomena ini terkait dengan kekhawatiran terhadap ekonomi dan masa depan. Mereka beranggapan bahwa Doom Spending tidak terasa berat seperti ketika mengeluarkan uang dalam jumlah besar.</p><div class="adds-content-article" id="FM_MC--CONTENT">    <a href=" https://www.firstmedia.com/get/nocampaign/chat/berlangganan-via-chat-paket-internet-tv?promo=behavior&campaign=Personalized" target="_blank"></a>          <img src="https://flmngr.firstmedia.com/files/2025/images/07-Jul/promo/artikel/artikel%20side%20banner.jpg" alt="internet seru lebih kencang">  </div>  <div class="adds-content-article mobile" id="FM_MC--CONTENT">    <a href=" https://www.firstmedia.com/get/nocampaign/chat/berlangganan-via-chat-paket-internet-tv?promo=behavior&campaign=Personalized" target="_blank"></a>        <img src="https://flmngr.firstmedia.com/files/2025/images/07-Jul/promo/artikel/artikel%20side%20banner.jpg" alt="internet seru lebih kencang">          </div><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">2.&nbsp;</span>Penyebab Doom Spending</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Penyebab seseorang melakukan Doom Spending adalah ketika mereka merasa khawatir tentang ketidakpastian ekonomi atau masa depan. Hal ini bisa dipicu oleh resesi ekonomi, rasa apatis dan perubahan sosial besar. Sebagai respon terhadap kecemasan tersebut mereka akan mencari pelepas stress melalui konsumsi barang yang berlebihan.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">3.&nbsp;</span>Banyak Dialami Gen Z dan Milenial</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Generasi yang cukup terdampak dengan fenomena ini adalah Gen Z dan Milenial. Mereka terjebak dalam fenomena Doom Spending dikarenakan situasi ekonomi yang sulit seperti kesulitan membeli rumah dikarenakan harga properti semakin tinggi serta kenaikan harga barang dan jasa lainnya. Dalam hal ini mereka merasa percuma untuk menabung dikarenakan belum tentu dapat mencapai tujuan keuangan mereka. Pemikiran seperti itu membuat mereka lebih baik hidup di masa sekarang saja dan menghamburkan uang. Dengan menghabiskan uang untuk traveling atau makan enak, maka dirasa hal tersebut akan mengurangi tingkat stres mereka.</p><div class="read-recomendation">      <div class="read-recomendation-divider"></div>      <div class="read-recomendation-content">        <span>Baca Juga:</span>        <a href="/article/ini-perbedaan-clothing-dan-apparel-yang-perlu-kamu-ketahui">Ini Perbedaan Clothing dan Apparel Yang Perlu Kamu Ketahui </a>      </div>    </div><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">4.&nbsp;</span>Ciri-Ciri Doom Spending</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Biasanya orang yang terjebak dalam Doom Spending cenderung membeli barang atau jasa secara impulsif tanpa berpikir rasional atau didasarkan oleh kebutuhan nyata.Pembelian biasanya dilakukan untuk mendapatkan kepuasan instan atau untuk meredakan perasaan tidak nyaman, seperti stres atau kecemasan, daripada untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.&nbsp;Dalam beberapa kasus, Doom Spending dapat menyebabkan seseorang menghabiskan uang lebih banyak daripada yang mereka miliki, bahkan hingga menggunakan kartu kredit atau berutang untuk memenuhi kebutuhan belanja mereka. Ini dapat memperburuk keadaan finansial mereka.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">5.&nbsp;</span>Pengaruh Iklan dan Media Sosial</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Selain faktor stress dan ketidakpastian ekonomi, Doom Spending juga bisa dipicu oleh iklan yang dipengaruhi oleh rasa ketidakpastian sehingga membuat orang jadi belanja tanpa terkendali. Media sosial yang terus memamerkan gaya hidup atau konsumsi barang mewah bisa memperburuk perasaan ketidakpuasan dan mendorong seseorang untuk ikut berbelanja demi mengikuti tren atau merasa tidak ketinggalan.</p><div class="read-recomendation">      <div class="read-recomendation-divider"></div>      <div class="read-recomendation-content">        <span>Baca Juga:</span>        <a href="/article/memanfaatkan-internet-rumah-untuk-estetik-healing">Memanfaatkan Internet Rumah Untuk Estetik Healing </a>      </div>    </div><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">6.&nbsp;</span>Dampak Doom Spending</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Jelas jika Doom Spending ini bisa menyebabkan masalah keuangan jangka panjang terutama jika seseorang berbelanja di luar kemampuannya dan mengandalkan kartu kredit atau Pinjol. Selain itu mereka juga tidak memiliki tabungan untuk masa depan untuk mengantisipasi berbagai keadaan darurat. Sementara itu pembelian barang hanya memberikan kepuasaan sementara, hutang yang menumpuk dan masalah keuangan akan menambah stress. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka, menambah perasaan kecewa dan kehilangan kendali.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">7.&nbsp;</span>Cara Mengatasi Doom Spending</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Sebaiknya segera identifikasi pemicu emosi atau situasi yang mendorong perilaku belanja berlebihan. Coba untuk berbelanja dengan lebih sadar yaitu &nbsp;yaitu dengan memikirkan setiap pembelian dengan hati-hati dan memastikan bahwa itu adalah pembelian yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar untuk meredakan kecemasan.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Alternatif lain untuk mengatasi stress juga bisa dilakukan tanpa harus berbelanja atau traveling seperti misalnya dengan menonton film favorit di platform streaming, mendengarkan musik favorit di Spotify atau meluangkan waktu untuk mendengarkan podcast bermanfaat.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Apalagi saat ini kamu bisa mendapatkan paket internet sekaligus hiburan dari First Media dengan harga sangat terjangkau dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Healing dan melepas stress bisa dirumah saja dengan menikmati berbagai hiburan #BeneranTanpaBatas dari First Media.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><a title="Paket Berlangganan First Media" href="https://www.firstmedia.com/get/packages/global/paket-unlimited-internet-tv-hd">Klik disini untuk daftar dan berlangganan First Media!</a></p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">&nbsp;</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">&nbsp;</p>

Lifestyle

<p>Ilustrasi Seseorang Tengah Berbelanja&nbsp;</p>

Fenomena Doom Spending Ditengah Ketidakpastian Ekonomi

Artikel Terkait

Dibalik Hustle Life, Ada Risiko Burnout

Old Money Aesthetic: Gaya Mewah Tanpa Harus Flexing

Menyikapi Kelesuan Ekonomi Dengan Mindful Living

Sales Center

1500 290 (PSTN)

Customer Service

1500 595 (PSTN)

What's On

Support