<p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Saat ini masyarakat tengah hidup ditengah hingar bingarnya dunia digital dengan notifikasi tanpa henti, banjir informasi dan budaya konsumsi instan. Segelintir orang yang memilih untuk mengupayakan slow living. Mereka adalah orang yang menolak kehidupan dipenuhi dengan scrolling, belanja impulsif online dan siapa yang paling eksis di media sosial.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Namun hidup minimalis di era digital bukan hanya mengurangi aplikasi atau berhenti scroll TikTok seharian. Hidup minimalis berarti menjadi sederhana dan cukup dengan melawan sistem yang mendesain orang untuk tetap terhubung, terus membeli dan merasa kurang walaupun sudah banyak memiliki. Tantangan hidup minimalis di era digital nyata adanya, dan berikut beberapa diantaranya:</p><div class="read-recomendation">      <div class="read-recomendation-divider"></div>      <div class="read-recomendation-content">        <span>Baca Juga:</span>        <a href="/article/tren-cinema-private-yang-sedang-hype">Tren Cinema Private Yang Sedang Hype</a>      </div>    </div><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">1.&nbsp;</span>Desain Eye Catching</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Pernahkah kamu merasa bahwa aplikasi dan platform media sosial memang didesain untuk membuat betah penggunanya. Notifikasi, infinite scroll, warna merah pada Like atau DM semua didesain agar orang tak bisa berhenti untuk terus terikat. Pada akhirnya banyak orang menyadari kalau mereka terlalu lama menghabiskan waktu di media sosial sehingga melupakan berbagai tugas penting.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">2.&nbsp;</span>Berbagai Konten Menarik</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Tak hanya platform media sosial saja yang didesain menarik, namun konten beragam dan membuat candu itulah yang berbahaya. Seringkali banyak orang yang tak sadar tak hanya waktu yang terbuang, namun berbagai konten tersebut membuat mereka tak bisa menahan diri untuk tidak membeli walaupun tidak perlu.</p><div class="read-recomendation">      <div class="read-recomendation-divider"></div>      <div class="read-recomendation-content">        <span>Baca Juga:</span>        <a href="/article/tren-cinema-private-yang-sedang-hype">Tren Cinema Private Yang Sedang Hype</a>      </div>    </div><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">3.&nbsp;</span>FOMO (Fear of Missing Out)</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Di era digital seperti saat ini, banyak orang terjerat FOMO yang pada akhirnya merugikan diri sendiri. Merasa ketinggalan karena tidak punya gadget terbaru, insecure karena tidak memiliki standar kecantikan TikTok atau merasa ketinggalan update terbaru walaupun sebetulnya tidak relevan dengan hidupmu. Bahkan banyak orang terjerat pinjol gara-gara FOMO ikutan tren yang bahkan mereka gak suka atau gak paham.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">4.&nbsp;</span>Tekanan Sosial</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Sekarang jika kamu tidak punya akun Instagram, TikTok orang bisa menganggapmu aneh. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan memiliki akun media sosial namun ketika tuntutan untuk selalu eksis dan bahkan iri dengan kehidupan orang lain inilah yang beracun.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">5.&nbsp;</span>Tekanan Konsumsi Digital</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Kamu gak harus untuk selalu update dan menonton berbagai konten digital seperti webinar, e-course, tren investasi dan berbagai hal lainnya. Seolah jika kamu tak mengkonsumsinya maka ada yang hilang padahal belum tentu relevan. Tak semuanya harus kamu tonton, kamu bisa memilih sesuai kebutuhan.</p><h2 class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify"><span style="mso-list: Ignore;">6.&nbsp;</span>Sulit Menetapkan Batasan</h2><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Era digital dalam hal ini internet memang sudah melekat dengan pekerjaan, hiburan bahkan komunikasi personal. Sehingga sulit bagi orang untuk memisahkan mana waktu online yang berguna dan mana yang buat lelah.&nbsp;Batas antara produktif dan terdistraksi makin kabur.&nbsp;Kebanjiran informasi juga bisa membuatmu kelelahan secara digital.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Tantangan-tantangan ini tidak membuat hidup minimalis di era digital jadi sulit. Sebetulnya hal terpenting adalah bagaimana kamu membuat batasan dan menggunakan waktu dengan berkesadaran. Teknologi memang telah menjadi bagian dari hidup masyarakat moderen namun pada akhirnya manusialah yang harusnya memegang kendali.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">Hidup minimalis bukan berarti offline. Pilih internet rumah seperti First Media yang kini menjadi XL Satu dengan koneksi cepat, stabil, dan bebas drama.<a title="Promo Berlangganan XL Satu" href="https://www.firstmedia.com/get/packages/online/internetan-tanpa-kuota-nonton-sepuasnya"> Yuk langganan XL Satu sekarang juga agar kamu bisa hidup lebih fokus, tanpa distraksi yang nggak perlu!</a></p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">&nbsp;</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="justify">&nbsp;</p>

Social Media

<p>Ilustrasi Tantangan Hidup Minimalis di Era Digital&nbsp;</p>

Tantangan Hidup Minimalis di Dunia Serba Digital

Artikel Terkait

Internet & Branding Bikin Gen Z Punya Bisnis Sendiri

Lakukan Social Media Detox Rutin Untuk Hindari Stress

Send The Song, Tren Yang Viral di Media Sosial

Sales Center

1500 290 (PSTN)

Customer Service

1500 595 (PSTN)

What's On

Support